alhamdulillah...
Edisi ke dua dari Buletin Nurul Hikmah akhirnya terbit setelah beberapa bulan vacum.
dalam edisi kali ini, kami merangkum BAB I buku
“7 Kiat Orangtua Shalih Menjadikan anak Disiplin dan Bahagia"
Banyak penyebab mengapa anak tampak berperilaku buruk dalam pandangan kita manusia dewasa. Dalam buku “7 Kiat Orangtua Shalih Menjadikan anak Disiplin dan Bahagia” dipaparkan bahwa bisa jadi munculnya perilaku buruk itu karena kebiasaan yang kita bentuk sendiri untuk anak dan beberapa faktor penyebab lainnya. Mari kita simak bersama-sama uraiannya dalam paragraph-paragraph selanjutnya ya Ayah Ibu. :)
NURTURE yang MERUSAK NATURE
Apa maksud pernyataan itu ya… mmm...baik, kami akan memulainya dengan contoh sederhana yang diberikan oleh penulis buku “7 Kiat Orangtua Shalih Menjadikan anak Disiplin dan Bahagia”.
Mengapa banyak anak susah bangun pagi? Coba ingat-ingat waktu mereka bayi, apakah mereka susah bangun pagi? TIDAK.. Itu pasti jawaban yang terlintas di benak Ayah dan Ibu kan. Lalu, mengapa sekarang berbeda keadaannya?
Semua bayi di seluruh dunia selalu bangun pagi dua jam sebelum matahari terbit dan kembali tidur dua jam setelah matahari terbit. Betul kan? Bahkan setelah usia bayi mampu tersenyum, mereka langsung memberikan senyum termanisnya kepada orangtua, jika orangtua menyambutnya.
Lalu apa yang terjadi lima tahun kemudian? Mengapa anak-anak terus memejamkan mata? mana senyum kecerian mereka yang dulu ditebarnya? Coba ingat-ingat lagi, apakah kita selalu menyambut senyum bayi ketika bangun pagi, lalu mengajaknya bermain atau malah mengajaknya tidur lagi?
Ups, bisa jadi itulah penyebabnya. Ketika bayi bangun tidur pada waktu subuh, lalu kita ajak bermain, dia akan terus bangun dan bersemangat menyambut hari. Dan jika ini dilakukan sebagai kebiasaan seiring bertambahnya usia, maka insyaAllah, anak akan tetap bangun pagi tanpa orangtua repot membangunkannya.
NATURE-nya sudah betul, semua anak akan bangun pagi, hanya saja NURTURE dari orangtua atau pengasuh yang tidak tepat yang mengubah itu. Inilah yang menyebabkan anak Ayah dan Ibu jadi susah bangun pagi ketika beranjak besar.
ORANGTUA TAK MEMILIKI PENGARUH
Anak-anak memerlukan Ayah dan Ibu sebagai orangtuanya untuk mengetahuhi nilai-nilai perilaku, mana yang baik dan salah. Nilai-nilai baik dan salah akan menjadi program pikiran anak suatu saat anak membutuhkannya. Program pikiran ini akan menjadi panduan perilakunya kelak. Nilai ini semacam perangkat yang dibutuhkan semua anak.
Semua anak perlu memahami nilai-nilai baik dan buruk. JIKA BUKAN KITA, orangtuanya, yang menanamkan nilai-nilai ini pada anak. JIKA KITA TIDAK menyediakan waktu untuk anak-anak kita, jika kita tidak menginvestasikan waktu untuk anak kita hari ini, maka akan ada pihak lain yang menanamkan nilai ini pada anak. Pihak lain ini bisa berupa; televisi, lingkungan pergaulan, dan lain-lain.
Anak akan mudah terpengaruh temannya daripada terpengaruh orangtua jika
memang orangtua mengabaikan anak. Anak akan lebih terpengaruh teman-temannya jika memang anak-anak ini “diyatim-piatukan”, padahal orangtua masih hidup dan meninggalkan anak hanya pada pembantu, baby sitter, atau televisi.
Atau sebab lain adalah kebalikannya; orangtua juga sudah berusaha memberikan pengaruh, tapi pengaruhnya tidak masuk akibat “ overdosis”. Overdosis nasihat, protektif, terlalu dikekang, pengasuhan penuh dengan kekerasan, dan lain-lain bisa juga menyebabkan pengaruh orangtua pada anak tidak dapat diterima.
Lingkungan dan media bukan penyebab utama, tetapi memang ikut memberikan pengaruh. Bahwa anak terkena narkoba akibat ajakan temannya, itu benar! Bahwa anak terjerumus pergaulan bebas hingga hamil di luar nikah, akibat terpengaruh teman, itu juga benar! Tetapi tetap saja, itu hanya akibat. Akibat yang disebabkan orangtua tidak memberikan pengaruh kepada anak atau sudah memberikan pengaruh tetapi tidak masuk karena caranya tidak tepat; kurang perhatian atau overdosis perhatian.
SEL-SEL SYARAF ANAK TERJALIN SECARA BERTAHAP
Ayah Ibu, anak-anak kita lahir dengan keterbatasan kemampuan dan keterbatasan berpikir. Sel-sel syaraf anak belum tersambung sempurna, akan terjalin satu sama lain secara bertahap. Oleh karena sel-sel syaraf otaknya juga belum sempurna, ini juga mempengaruhi kemampuan tubuhnya yang lain. Kemampuan bicara, misalnya. Ketika merasa lelah, mereka tidak bisa mengatakannya selain menangis. Ketika merasa tidak nyaman, mereka hanya bisa merengek.
Seiring dengan perkembangan sel syaraf otak anak yang terjalin satu sama lain, kemampuan anak pun bertambah. Bayi dilahirkan dengan kemampuan sangat terbatas. Bayi hanya tidur pada hari-hari pertama kehadirannya di sunia. Seiring dengan perkembangan waktu, bayi bisa tersenyum, telungkup, duduk, berdiri, berjalan, berkata-kata dan perkembangan lainnya.
Semakin bertambahnya usia, semakin banyak sel syaraf anak yang terjalin dan semakin meningkat pula kemampuan anak. Oleh karena otak berkembang secara bertahap, maka sampai usia 12 tahun sesuangguhnya anak-anak masih belum terampil berperilaku dan berkomunikasi. Mereka hanya memahami hal-hal yang konkret dan kesulitan memahami nilai-nilai baik dan buruk. Selain itu anak juga akan merasa cepat bosan.
Komentar
Posting Komentar